SejarahID.com – Sejak berabad-abad, di banyak peradaban wanita dikenal dengan rambut panjang. Rambut panjang dikenal dengan feminitas dan kesuburan. Perempuan diharapkan berambut panjang, bahkan dalam beberapa budaya ada yang membiarkan rambut wanita panjang menyapu lantai.
Meski begitu, ada juga peradaban yang mendorong perempuan untuk berambut pendek seperti suku Maasai dan Kerajaan Siam (Thailand modern).
Namun, kini zaman sudah berubah. Banyak model rambut yang bisa dicoba termasuk rambut pendek. Kini, sudah banyak orang yang tidak menganggap rambut pendek sebagai suatu kesalahan.
Pada tahun 1800an, rambut pendek sudah banyak digunakan oleh para perempuan terpidana mati yang hendak dihukum mati dengan guillotine. Sebelum menghadapi eksekusi, rambut dipotong pendek agar lebih mudah dalam melaksanakan proses eksekusi.
Pada tahun 1920an, terjadi revolusi pada gaya rambut wanita. Di Inggris terutama, Wanita yang semula berambut panjang mulai memotong rambutnya menjadi pendek seperti pria atau yang disebut sengan mode potongan Eton.
Popularitas rambut pendek pada kala itu diinspirasi dari Perang Dunia I. Wanita ingin menunjukan keberaniannya dengan mendobrak norma yang sudah ada salah satunya dalam gaya rambut.
Potongan rambut pendek yang disebut Bob awalnya dikenakan oleh Irene Castle, seorang penyanyi terkenal kala itu.
Pada tahun 1950an, muncul Audrey Hepburn dan Twiggy dengan rambut model pixie yang menjadi inspirasi bagi banyak wanita.
Selain mereka, Ratu Elizabeth II dan Lady Diana Spencer dari keluarga kerajaan Inggris juga turut mempopulerkan mode rambut pendek dangan kekhasannya masing-masing.***