SejarahID.com – Bagi para sejarawan dan pecinta sejarah, pasti sudah tidak asing lagi dengan Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Indonesia ini memiliki sejarah yang sangat panjang dan menarik untuk dipelajari. Namun, sebelum mempelajari lebih dalam mengenai kerajaan ini, pertanyaan yang mungkin muncul di benak banyak orang adalah kapan kerajaan Mataram Kuno berdiri?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu melihat sejarah dan latar belakang terbentuknya kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan ini berdiri pada sekitar abad ke-8 Masehi di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wilayah ini pada saat itu dikenal dengan sebutan “Hujung Galuh” atau “Mandala Mataram”.
Sebelum kerajaan Mataram Kuno berdiri, wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah dikuasai oleh beberapa kerajaan kecil seperti Kalingga, Tarumanegara, dan Sailendra. Namun, pada abad ke-8 Masehi, seorang tokoh bernama Sanjaya mendirikan kerajaan Mataram Kuno dan memerintah di wilayah tersebut.
Kerajaan Mataram Kuno sendiri memiliki sejarah yang sangat panjang, dengan periode awal, puncak kekuasaan, dan kejatuhan yang berbeda-beda. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih rinci mengenai latar belakang terbentuknya kerajaan Mataram Kuno, peninggalan arkeologi, periode awal, puncak kekuasaan, kejatuhan, serta warisan budaya dan pengaruh yang dihasilkan oleh kerajaan ini.
Latar Belakang Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno adalah salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di tanah Jawa. Namun, sebelum kerajaan tersebut berdiri, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi terbentuknya kerajaan tersebut.
Wilayah
Wilayah yang menjadi cikal bakal Kerajaan Mataram Kuno terletak di sekitar daerah Kedu, Jawa Tengah. Wilayah ini merupakan pusat dari kerajaan-kerajaan kecil yang ada pada masa itu.
Pengaruh Agama
Agama Hindu dan Buddha memiliki pengaruh yang kuat pada masa itu, dan menjadi faktor yang mempengaruhi terbentuknya Kerajaan Mataram Kuno. Raja-raja pada masa itu menganggap diri mereka sebagai manifestasi dari dewa-dewa tertentu, dan bangunan-bangunan suci seperti candi dibangun sebagai wujud penghormatan kepada dewa-dewa tersebut.
Faktor-Faktor Lainnya
Selain wilayah dan pengaruh agama, terdapat faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi berdirinya Kerajaan Mataram Kuno. Salah satunya adalah kebutuhan untuk memperluas wilayah kekuasaan, yang menyebabkan terjadinya konflik dengan kerajaan-kerajaan tetangga. Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno juga dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan cakap dalam mengatur pemerintahan, sehingga mampu membangun kerajaan yang kuat dan stabil.
Peninggalan Arkeologi Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di Indonesia. Kehadirannya meninggalkan banyak sekali peninggalan arkeologi yang tersebar di berbagai penjuru tanah Jawa.
Peninggalan Arkeologi Kerajaan Mataram Kuno
Banyak dari peninggalan arkeologi kerajaan Mataram Kuno berupa bangunan arsitektur, seperti candi dan kuil. Salah satu contoh bangunan peninggalan kerajaan Mataram Kuno yang paling terkenal adalah kompleks Candi Prambanan. Selain itu, terdapat juga beberapa prasasti yang ditemukan, seperti Prasasti Rukam dan Prasasti Mantyasih.
Selain bangunan dan prasasti, banyak artefak lainnya juga ditemukan, seperti peralatan rumah tangga, senjata, perhiasan, dan lain-lain. Artefak-artefak ini memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat pada masa Kerajaan Mataram Kuno.
Signifikansi Peninggalan Arkeologi Kerajaan Mataram Kuno
Peninggalan arkeologi kerajaan Mataram Kuno memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Selain menjadi bukti sejarah tentang keberadaan kerajaan tersebut, peninggalan arkeologi juga memberikan gambaran tentang kebudayaan pada masa itu, termasuk kepercayaan dan nilai-nilai masyarakat pada saat itu.
Penemuan-penemuan arkeologi ini juga menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia, terutama ke Jawa yang kaya akan peninggalan sejarah dan budaya.
Periode Awal Kerajaan Mataram Kuno
Pada periode awal kerajaan Mataram Kuno, terdapat beberapa tokoh penting yang berperan dalam pembentukan kerajaan ini. Salah satunya adalah Rakai Pikatan, yang memerintah pada abad ke-8 Masehi. Ia berhasil mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil di Jawa Tengah dengan menjalin pernikahan politik.
Peristiwa penting pada masa ini adalah penyebaran agama Buddha yang berasal dari India. Hal ini berpengaruh besar terhadap kebijakan pemerintah, sehingga banyak candi yang dibangun pada masa ini.
Selain itu, pada masa ini terdapat kebijakan pemerintah yang dikenal sebagai ‘hukum Kendedes’, yang merupakan aturan mengenai pembagian tanah dan pemajakan. Kebijakan ini berpengaruh besar terhadap struktur sosial masyarakat pada masa itu.
Arca-arca Maha Vairocana di Candi Mendut
Salah satu peninggalan arkeologi yang ditemukan dari periode awal Kerajaan Mataram Kuno adalah arca-arca Maha Vairocana yang terdapat di Candi Mendut. Arca tersebut merupakan simbol pengaruh agama Buddha pada masa itu dan juga menunjukkan kecakapan seni dan teknologi pembangunan pada masa tersebut.
Konflik Antara Kerajaan Mataram Kuno dengan Sriwijaya
Pada masa awal kekuasaannya, Kerajaan Mataram Kuno sempat terlibat konflik dengan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Sumatera. Konflik tersebut terjadi karena persaingan kekuasaan dan hegemoni di wilayah Nusantara.
Namun, pada masa puncak kekuasaannya, Kerajaan Mataram Kuno mampu memperluas wilayah kekuasaannya hingga meliputi sebagian besar Jawa Tengah dan Yogyakarta saat ini. Selama masa kejayaannya, kerajaan ini juga dikenal sebagai pusat peradaban dan kebudayaan di Nusantara.
Puncak Kekuasaan dan Kejatuhan Kerajaan Mataram Kuno
Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Kerajaan Mataram Kuno mencapai puncak kejayaannya. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh Jawa dan beberapa wilayah di luar Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno pada masa ini begitu kuat dan stabil.
Namun, pada akhir abad ke-17, kerajaan ini mengalami kemerosotan akibat perebutan kekuasaan antara para adipati. Hal ini menyebabkan terjadinya perang saudara dan melemahkan kekuasaan kerajaan. Selain itu, kerajaan-kerajaan lain seperti VOC dan Banten juga mulai mengancam kekuasaan Mataram Kuno. Perang Diponegoro pada awal abad ke-19 juga menjadi pukulan telak bagi kekuasaan kerajaan ini.
Perang Diponegoro
Perang Diponegoro merupakan pemberontakan yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, putra sulung Sultan Hamengkubuwono III. Pemberontakan ini terjadi pada tahun 1825 hingga 1830. Pangeran Diponegoro menentang kebijakan-kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang merugikan rakyat Jawa.
Perang ini sangat sengit dan berdampak besar terhadap kekayaan dan kekuatan Mataram Kuno. Banyak wilayah kekuasaan kerajaan yang jatuh ke tangan Belanda dan banyak pula rakyat yang terbunuh akibat perang ini. Perang Diponegoro menandai akhir dari kejayaan Kerajaan Mataram Kuno.
Meskipun kekuasaan kerajaan ini telah berakhir, namun warisan budaya dan pengaruh yang ditinggalkan oleh kerajaan Mataram Kuno tetap terasa hingga saat ini. Seni, keagamaan, dan tradisi Jawa yang berkembang pada masa kerajaan ini masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Jawa hingga saat ini.
Warisan Budaya dan Pengaruh Kerajaan Mataram Kuno
Meskipun kerajaan Mataram Kuno telah lama bergelar ‘kuno’, tetapi jejak warisannya masih dapat dirasakan hingga saat ini. Terdapat banyak pengaruh yang ditinggalkan oleh kerajaan ini, baik dari segi kebudayaan maupun keagamaan.
Pengaruh Keagamaan
Kerajaan Mataram Kuno merupakan pusat penyebaran agama Hindu-Buddha di Pulau Jawa. Mereka berhasil membangun beberapa candi, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang hingga saat ini masih menjadi objek wisata yang populer.
Selain itu, kerajaan Mataram Kuno juga dikenal memiliki tokoh-tokoh spiritual yang dihormati oleh masyarakat Jawa hingga saat ini, salah satunya adalah Raja-raja Mataram yang diyakini memiliki hubungan dekat dengan Tuhan.
Pengaruh Seni
Seni rupa juga menjadi salah satu aspek penting yang dipengaruhi oleh kerajaan Mataram Kuno. Mereka memiliki gaya seni sendiri dalam pembuatan candi dan relief, yang kini dianggap sebagai salah satu karya seni terbaik di Indonesia.
Tak hanya itu, kerajaan Mataram Kuno juga memiliki pengaruh dalam seni musik dan tari tradisional. Seni tari Ramayana dan Mahabarata berasal dari masa kerajaan ini dan hingga kini masih menjadi tari tradisional yang populer di Indonesia.
Pengaruh Tradisi
Kerajaan Mataram Kuno juga memegang peranan penting dalam menciptakan tradisi di Indonesia. Salah satu tradisi yang masih berlangsung hingga saat ini adalah upacara Grebeg Maulud yang diadakan setiap tahun di Keraton Yogyakarta.
Dalam upacara tersebut, masyarakat Yogyakarta menampilkan berbagai kesenian dan hiasan tradisional berupa gunungan. Tradisi ini lahir dari kegiatan pembagian makanan secara cuma-cuma oleh raja-raja Mataram Kuno untuk rakyatnya pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
- Pengaruh keagamaan terlihat dari penggambaran dewa-dewa Hindu dan Buddha pada relief-relief candi.
- Pengaruh seni terlihat dari gaya seni rupa yang masih terkenal hingga saat ini.
- Pengaruh tradisi terlihat dari upacara Grebeg Maulud yang menjadi tradisi di masyarakat Yogyakarta.
Mengenang kerajaan Mataram Kuno bukan hanya soal melacak sejarah, tapi juga merenungkan bagaimana pengaruh mereka masih dapat dilihat hingga saat ini. Keberhasilan kerajaan Mataram Kuno dalam membangun warisan budaya yang kokoh menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia untuk terus melestarikan kebudayaannya.
Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. Berdirinya kerajaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pengaruh agama dan wilayah yang strategis.
Meskipun memiliki periode kejayaan dan kekuasaan yang mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Raja Mataram Sultan Agung, namun faktor-faktor seperti konflik internal dan eksternal serta melemahnya kekuatan kerajaan menyebabkan kejatuhan kerajaan itu sendiri.
Meskipun telah lama runtuh, pengaruh Kerajaan Mataram Kuno pada budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia tetap terasa hingga saat ini. Warisan budaya seperti seni, arsitektur, dan agama merupakan bukti keberadaan kerajaan tersebut dalam sejarah Indonesia.
Berperan Penting dalam Sejarah Indonesia
Secara keseluruhan, Kerajaan Mataram Kuno memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia sebagai kerajaan besar yang memiliki pengaruh yang signifikan pada perkembangan budaya dan peradaban di Indonesia. Warisan budaya yang ditinggalkan oleh kerajaan ini menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang harus terus dijaga dan dilestarikan.***