Tercatat dalam sejarah banyak Orang Sunda yang bekerja kepada VOC Belanda atau Portugis pada abat 15-17 Masehi. Hal ini bukan karena mereka penghianat, bukan kawan. Kita harus tahu sejarah Pulau Jawa dan Sunda.
Jadi sebelum Pedagang Eropa seperti Portugis dan Belanda datang ke Nusantara, terdapat Kerajaan dan Kesultanan, seperti Kerajaan Hindu Sunda di daerah sekarang yang disebut Jawa Barat, Kesultanan Islam Demak, Kerajaan Batak yang animisme, Kerajaan Dayak Animisme di Kalimantan, Kerajaan Islam di Aceh, Kerajaan Palembang dsb.
(Nusantara itu bukan Republik Indonesia ya, karena Republik Indonesia baru ada secara internasional 27 Desember 1949 atau secara nasional pada 17 Agustus 1945).
Nah kerajaan tersebut bisa saling serang.
Kesultanan Islam merebut Kota Pelabuhan Cirebon dari Kerajaan Sunda.
Kesultanan Islam merebut Kota Pelabuhan di Banten Tangerang Jayakarta Sunda Kelapa
Dari Wikipedia : Demak memainkan peran penting dalam mengakhiri kekuasaan Majapahit dan penyebaran Islam di Jawa.[8] Sepanjang awal hingga pertengahan abad ke-16, Demak berada pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Trenggana. Pada masanya, ia melakukan penaklukkan ke pelabuhan-pelabuhan utama di Pulau Jawa hingga ke pedalaman yang mungkin belum tersentuh Islam.[9] Salah satu pelabuhan yang ditaklukkan Demak adalah Sunda Kelapa, yang pada waktu itu berada dalam kekuasaan Kerajaan Sunda. Hubungan aliansinya dengan Imperium Portugal sejak 1511 menjadi ancaman bagi Demak. Pada 1527, pasukan dari Demak dan Cirebon yang dipimpin oleh Fatahillah melancarkan serangan sukses ke Sunda Kelapa yang memukul mundur Portugal dan Sunda. Fatahillah kemudian mengganti nama pelabuhan tersebut menjadi Jayakarta.[10] Di luar Jawa, Demak memiliki kekuasaan atas Jambi dan Palembang di Sumatra bagian timur.[11]
Untuk mempertahankan diri dari serangan Kerajaan Islam Demak, Kerajaan Sunda berkerja sama dengan Negara Kerajaan Eropa Portugis dan Belanda
Dari Wikipedia: Pada awal abad ke-16, pelabuhan-pelabuhan perdagangan penting di pantai utara Pulau Jawa sudah dikuasai oleh Kesultanan Demak dan Kesultanan Banten, termasuk Banten dan Cirebon. Khawatir akan serangan angkatan laut Demak terhadap pelabuhan Sunda Kelapa, raja Sunda, Sri Baduga (Prabu Siliwangi) mencari bantuan untuk menjamin kelangsungan pelabuhan utama kerajaannya itu. Pilihan jatuh ke Portugal, yang saat itu baru menguasai Melaka di tahun 1511. Dengan demikian, pada tahun 1512 dan 1521, Sri Baduga mengutus putra mahkota, Surawisesa, ke Malaka untuk meminta Portugal menandatangani perjanjian dagang, terutama lada, serta memberi hak membangun benteng di Sunda Kelapa.[4]
Jadi tentunya sah-sah saja Rakyat Kerajaan Sunda yang beragama Hindu menjadi tentara Portugis atau tentara VOC Belanda bahkan di abad 19 menjadi Tentara KNIL.